Advertisement:
 Kali ini saya ingin berbagi pengetahuan mengenai sejarah perkembangan komputer. Semakin majunya teknologi zaman tidak luput dari peran komputer. Begitu pentingnya komputer di kehidupan kita. Tapi tidak semua orang pengguna komputer tau sejarah dari awal penemuan komputer.
 Siapakah penemunya, dan bagaimana perkembangan kemajuan komputer hingga
 menjadi seperti saat ini. Untuk lebih detailnya simak ulasan di bawah 
ini.
Kali ini saya ingin berbagi pengetahuan mengenai sejarah perkembangan komputer. Semakin majunya teknologi zaman tidak luput dari peran komputer. Begitu pentingnya komputer di kehidupan kita. Tapi tidak semua orang pengguna komputer tau sejarah dari awal penemuan komputer.
 Siapakah penemunya, dan bagaimana perkembangan kemajuan komputer hingga
 menjadi seperti saat ini. Untuk lebih detailnya simak ulasan di bawah 
ini.
Kebanyakan orang mengenal sejarah komputer yang pertama kali dibuat adalah ENIAC. Komputer ENIAC,
 yang merupakan komputer elektronik yang mempunyai bobot seberat 30 ton,
 panjang 30 m dan tinggi 2.4 m dan membutuhkan daya listrik 174 
kilowatts. Padahal komputer digital pertama sebenarnya adalah ABC (Atanasoff-Berry Computer). Namun ketenarannya menjadi pudar setelah “diserobot” ENIAC. Bagaimana asal mulanya?
Sejarah Perkembangan Komputer
Di
 era teknologi informasi dan komunikasi yang pesat sekarang ini, 
komputer termasuk salah satu peranti “wajib” yang tak dapat diabaikan. 
Kini peranti yang pada dasarnya hanya untuk membantu proses berhitung 
(to compute) ini telah sangat ampuh dan multiguna. Merampungkan 
pekerjaan kantor, menikmati musik dan film, hingga nge-game dapat 
dilakukan menggunakan alat ini. Begitu pula menjelajah internet dan 
bertukar data antar pengguna yang terpisah jarak ribuan kilometer.
Vincent Atanasoff
 lahir pada 4 Oktober 1903 di Hamilton, New York, namun dibesarkan di 
Brewster, Florida. Sejak kecil Atanasoff telah menunjukkan 
ketertarikannya pada matematika. Anak seorang insinyur listrik ini pun 
tak mengalami banyak hambatan saat mereguk ilmu di bangku sekolah. 
Bahkan pendidikan menengahnya (setara SMA) diselesaikannya dalam waktu 
dua tahun saja.
Selepas itu Atanasoff melenggang ke University of Florida untuk menekuni bidang kelistrikan. Mungkin kekaguman pada sang ayah melandasi pilihannya ini. Di usia 22, dia lulus dengan menggondol gelar Bachelor of Science. Tak main-main, nilainya pun sempurna, A untuk semua bidang studi.
Selepas itu Atanasoff melenggang ke University of Florida untuk menekuni bidang kelistrikan. Mungkin kekaguman pada sang ayah melandasi pilihannya ini. Di usia 22, dia lulus dengan menggondol gelar Bachelor of Science. Tak main-main, nilainya pun sempurna, A untuk semua bidang studi.
Penemu Komputer
Selanjutnya
 Atanasoff melanjutkan studi tingkat master di Iowa State College. Di 
sini Atanasoff menekuni bidang matematika. Tak perlu waktu panjang, 
Atanasoff merampungkan studinya hanya dalam waktu satu tahun. Gelar 
master pun ia sabet di usianya yang ke-23 pada 1926.
Seakan
 tak puas, Atanasoff melanjutkan lagi studinya untuk mencapai tingkat 
doktor. Kali ini fisika menjadi pilihannya. Selama empat tahun Atanasoff
 berjuang meneliti seluk beluk helium. Akhirnya pada 1930, dengan 
mengusung tesis berjudul “The Dielectric Constant of Helium” studi 
formalnya pun rampung. Gelar Ph.D. bidang fisika teori ia peroleh di 
usia 27 dari University of Wisconsin.
Saat
 menempuh studi doktornya, Atanasoff sering kali merasa buntu ketika 
harus menghitung menggunakan kalkulator mekanik. Meski termasuk mesin 
hitung tercanggih di era itu, Atanasoff merasa bahwa harus ada solusi 
lain untuk menggantikan kalkulator tersebut.
Pada
 1936, Atanasoff berhasil membuat kalkulator analog. Alat ini dibuatnya 
setelah mempelajari cara kerja kalkulator mekanik Monroe dan 
mengkanibalnya serta menggabungkannya dengan tabung IBM. Alat hitung 
analog ini dapat bekerja baik. Meski demikian, hal itu tak memuaskannya.
Keterbatasan
 sistem mekanik dan analog membuat Atanasoff berpikir untuk menggunakan 
pendekatan digital. Namun, ide ini ternyata tak mudah dilaksanakan. 
Setelah hampir satu tahun mencoba mengimplementasikan gagasannya, 
Atanasoff merasa menemukan jalan buntu. Puncaknya terjadi saat musim 
dingin pada 1937.
Setelah penat 
berkutat di laboratorium, Atanasoff bermaksud mendinginkan otaknya agar 
tak “meledak” hanya gara-gara buntu pikiran. Ia pun segera mengambil 
mobilnya dan menyusuri jalan sambil menyegarkan diri. Namun tak dinyana,
 saat berkendara itu ternyata otaknya terus bekerja dan tak bisa 
berhenti memikirkan masalah yang sedang dikerjakannya. Hingga tak terasa
 telah lebih dari 300 km panjang jalan yang ditelusurinya.
Akhirnya
 Atanasoff memutuskan untuk berhenti di sebuah kedai. Di saat sedang 
rileks itulah Atanasoff menerima “pencerahan’ ‘. Berbagai ide segar 
datang silih berganti menari-nari di otaknya. Salah satunya adalah 
matematika binari dan logika Boolean. Solusi itu dianggapnya pas untuk 
komputer digital yang sedang dirancangnya.
“Oleh-oleh”
 berharga buah dari perjalanan ke Rock Island itu pun segera 
dimatangkannya. Pada September 1939, Atanasoff mendapat suntikan dana 
sebesar 650 dolar AS. Selain itu, ia pun mendapat bantuan tenaga dan 
pikiran dari Clifford Berry, salah satu mahasiswanya yang sama-sama 
gandrung akan solusi digital.
Atanasoff
 dan Berry segera mewujudkan komputer impian mereka pada November 1939. 
Prototipe yang mereka buat ternyata dapat bekerja. Atanasoff menamakan 
mesin hitung digitalnya itu dengan ABC. Kependekan dari Atanasoff-Berry 
Computer.
Komputer ABC
Lebih
 dari sekadar dapat bekerja, ABC pun ternyata lebih unggul dari mesin 
hitung lain yang ada saat itu. Ini dibuktikannya dengan mampu 
menyelesaikan 29 persamaan linear secara bersamaan. Dibutuhkan waktu 
yang lebih singkat untuk mendapatkan penyelesaiannya dari ABC dibanding 
mesin hitung lain.
Atanasoff
 dan Berry segera mewujudkan komputer impian mereka pada November 1939. 
Prototipe yang mereka buat ternyata dapat bekerja. Atanasoff menamakan 
mesin hitung digitalnya itu dengan ABC. Kependekan dari Atanasoff-Berry 
Computer.
Lebih dari sekadar dapat 
bekerja, ABC pun ternyata lebih unggul dari mesin hitung lain yang ada 
saat itu. Ini dibuktikannya dengan mampu menyelesaikan 29 persamaan 
linear secara bersamaan. Dibutuhkan waktu yang lebih singkat untuk 
mendapatkan penyelesaiannya dari ABC dibanding mesin hitung lain.
Namun,
 bila dibandingkan komputer modern saat ini, ABC sangatlah “primitif”. 
Ia tak dilengkapi dengan CPU (central processing unit). ABC hanya 
menggunakan tabung hampa (vacuum tube) untuk mempercepat proses 
kalkulasi. Salah satu hal dari ABC yang tetap diterapkan pada komputer 
modern adalah pemisahan memori dari bagian komputasi. Ini seperti halnya
 memori DRAM sekarang.
Pada Desember 
1940, dalam sebuah pertemuan ilmiah di Philadelphia, Atanasoff 
berkenalan dengan John Mauchly. Mauchly termasuk salah seorang pembicara
 yang tampil untuk mendemonstrasikan kalkulator
analog penganalisis data cuaca. Pada perkenalannya itu Atanasoff menceritakan penemuan mesin ABC-nya pada Mauchly. Atanasoff pun mengundang Mauchly untuk mengunjunginya di Iowa.
analog penganalisis data cuaca. Pada perkenalannya itu Atanasoff menceritakan penemuan mesin ABC-nya pada Mauchly. Atanasoff pun mengundang Mauchly untuk mengunjunginya di Iowa.
Selesai
 pertemuan, Atanasoff bersama Berry mampir di Washington untuk 
mengunjungi kantor paten. Mereka mencoba meyakinkan kantor paten bahwa 
konsep yang diterapkan pada ABC benar-benar yang pertama. Ternyata 
benar! Meski demikian, keduanya tak segera mematenkan ABC
Meski
 ABC telah terbukti menjadi solusi alternatif untuk menggantikan 
kalkulator, namun Atanasoff tak pernah sempat menyempurnakannya. 
Panggilan negara yang membutuhkan tenaganya saat Perang Dunia 
mengharuskannya meninggalkan Iowa. Mesin ABC yang berbobot ratusan 
kilogram tak mungkin digotong ke tempat kerjanya yang baru di 
Washington. Pengurusan paten ABC pun dipercayakannya kepada pegawai 
administrasi di kampus Iowa. Namun, tampaknya hal ini tak pernah 
dilaksanakan oleh sang pegawai.
Di 
sisi lain, Mauchly semakin sering mengunjungi Atanasoff. Kunjungan itu 
dimulai pada 1941 dan Mauchly mendapat kesempatan melihat ABC. Ia pun 
mendapat banyak ide dari Atanasoff. Sebagai sesama peneliti, Atanasoff 
tentu senang mendiskusikan berbagai hal kepada Mauchly. Ia pun tak 
pernah ragu mengungkap berbagai konsep brilian yang dimilikinya. Namun, 
selama kunjungannya itu Mauchly tak pernah menyebutkan kalau ia sedang 
mengerjakan suatu projek komputer untuk dirinya sendiri.
Belakangan
 Mauchly berhasil membuat ENIAC. Sebuah komputer raksasa untuk Angkatan 
Darat AS. Atas karyanya ini, Mauchly tak pernah menyebut Atanasoff 
sebagai sumber inspirasinya. Begitu pun kenyataan bahwa Mauchly menyerap
 banyak ilmu dari Atanasoff. Pada akhirnya masyarakat menjadi lebih 
mengenal ENIAC sebagai komputer digital pertama, bukannya ABC.
Namun,
 rupanya kebenaran tak pernah bisa disembunyikan. Kepeloporan Atanasoff 
pada solusi digital terungkap saat terjadi sengketa hak paten ENIAC 
antara Honeywell Inc. dan Sperry Rand yang membeli hak paten atas ENIAC 
dari Mauchly pada 1951. Pertempuran keduanya di pengadilan baru tuntas 
pada 19 Oktober 1973 saat hakim menyatakan bahwa paten atas ENIAC adalah
 tidak benar dan Mauchly (bersama J. Presper Eckert) bukanlah pioner 
komputer digital elektronik. Selain itu, hakim juga menyatakan bahwa 
Mauchly bukanlah pemilik ide yang asli, tetapi mendapatkannya dari Dr 
John Vincent Atanasoff.
Meski 
keputusan itu secara tidak langsung ikut memberi “kemenangan’ ‘ pada 
Atanasoff, namun kebanyakan orang masih menganggap ENIAC sebagai 
komputer digital pertama. Mungkin ini disebabkan karena persengketaan 
itu kalah pamor dibandingkan kasus Watergate yang melibatkan Presiden 
Nixon. ABC tetap tak banyak dikenal hingga Atanasoff tutup usia pada 15 
Juni 1995
Semoga artikel sejarah perkembangan komputer ini bermanfaat-
thanks to islamholic







 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar